PRAK - 04 DESIGN THINKING VS IES

-


1. Tujuan
Memahami metodologi untuk membuat IES dan memahami Design Thinking dalam kajian tema yang tentukan.
2. Alat
Personal Computer (PC)
3. Bahan
- E-TRASH (EEPIS TRASH BIN) ROBOT : MENDETEKSI DAN MENGKLASIFIKASI SAMPAH BERBASIS VISUAL
- IDENTIFIKASI FORENSIK TULANG TELAPAK TANGAN MANUSIA MENGGUNAKAN ACTIVE CONTOUR MODEL
- FREE-WRITING APP TO MONITOR VOCABULARY IMPROVEMENT
4. Dasar Teori
Pembuatan karya IES di dasari oleh Design Thinking yang meliputi Emphatize, Define, Ideate, Prototype, dan Test.
5. Petunjuk Praktikum
·        Berkelompok menjadi 5 kelompok dalam satu kelas
·        Pergi ke gedung Pasca Sarjana lantai 5 untuk melihat poster di event IES
·        Siapkan PPT untuk presentasi di kelas teori
      6. Tugas Praktikum
·           Pilih 3 judul IES
·           Membuat PPT mengenai IES tersebut berdasarkan design thinking hasil praktikum.
   7.  Hasil Praktikum   


   8. Kesimpulan
·        Dari praktikum ini kita memperoleh cara bagaimana pengerjaan IES berdasarkan Design Thinking yang melingkupi Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test.
9. Referensi
- E-TRASH (EEPIS TRASH BIN) ROBOT : MENDETEKSI DAN MENGKLASIFIKASI SAMPAH BERBASIS VISUAL
- IDENTIFIKASI FORENSIK TULANG TELAPAK TANGAN MANUSIA MENGGUNAKAN ACTIVE CONTOUR MODEL
- FREE-WRITING APP TO MONITOR VOCABULARY IMPROVEMENT

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Animasi "Follow Through and Overlapping Action, Straight Ahead and Pose to Pose, Staging"

-
Gambar
Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D. Sehingga karakter animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Dalam animasi terdapat 12 Prinsip Utama, dan kali ini saya membuat 3 animasi sesuai dengan prinsip yang ke 3, 4, dam 5. Prinsip-prinsip tersebut yaitu Follow Through and Overlapping Action, Straight Ahead and Pose to Pose, Staging . Dan dalam praktikum kali ini menurut saya semakin sulit dari sebelumnya dalam pembuatan konsep animasi. Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam dasar teori bahwa tiap-tiap prinsip memiliki karakteristik yang berbeda-beda. -           Prinsip Follow Through and Overlapping Action memiliki karakteristik pergerakan satu objek akan d...
Baca selengkapnya

PRAK 09 - PROTOTYPE

-
Gambar
1.       Tujuan Memahami proses Prototype pada Desain Thinking 2.       Alat Laptop 3.       Bahan BMW VISION NEXT 100. Making-of 4.       Dasar Teori -          PROTOTYPE (Prototipe) Prototype adalah bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah  entitas .  Dalam bidang  desain , sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal. -          TEST (Uji Coba) Tahapan  test adalah  tahapan uji coba dari sebuah  prototype tersebut. Dari tahapan ini kita mendapatkan peluang untuk membaiki prototype dan membuatnya lebih baik lagi. Tahapan ini dapat dilakukan berulang sampai kita mendapatkan hasil yang terbaik sebelum meluncurkan sebua...
Baca selengkapnya

Animasi dengan 3 prinsip, Slow In and Slow Out, Arcs, dan Secondary Action

-
5. Slow In and Slow Out Slow In dan Slow Out menegaskan bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat. 6. Arcs Pada animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola) 7. Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untu...
Baca selengkapnya